A story with tens of thousands of articles.

A story with tens of thousands of articles.
life and death, blessing and cursing, from the main character in the hands of readers.

Sunday, July 23, 2017

Belajar teknologi dari setan “Mr Benedict”

Belajar teknologi dari setan “Mr Benedict”

Dari kesaksian ini ada dapat belajar bagaimana cara kerja setan dalam bidang teknologi. Mr Benedict dari negara Kamerun, dia mencerikan kesaksian hidupnya dengan menggunakan roh jahat, dia dapat mempengaruhi teman-temannya dalam menggunakan teknologi.
Teknologi telah menjadi suatu aspek penting dalam kehidupan kita, ada bermacam-macam teknologi yang dapat kita gunakan. Namun, perangkat tersebut telah menjadi alat di tangan setan, yang menyebabkan hidup manusia rusak.
Mr Benedict, seorang Kamerun 27 tahun, yang dikuasai oleh roh jahat, dia menggunakan teknologi untuk menghancurkan banyak orang terutama kaum muda dan perempuan, kalau anda salah menggunakan teknologi maka ada dapat menghacurkan masa depan saudara.
Membaca buku misteri kuno
Bagaimana ketika saya mulai belajar..? Waktu itu saya bergabung pada salah satu Seminari di negaraku, ketika  berusia 12 tahun. Suatu hari, saya ke perpustakaan sekolah, ada satu buku yang menarik perhatianku. Buku tersebut menceritakan tentang misteri Mesir Kuno. Lalu saya mulai mempelajari buku tersebut. Dalam buku yang saya baca, mengajari bagaimana seseorang dapat meninggalkan tubuhnya di rumah dan berkeliaran ke tempat yang jauh [dalam roh].

Ketita saya mulai sungguh-sungguh untuk belajar, saya dapat meninggalkan tubuhku dalam bentuk roh, lalu saya dapat mengunjungi tempat-tempat yang saya sukai. Selama didalam dunuia roh, saya akan menemukan diriku di dunia yang aneh di mana segala sesuatu tampak sempurna, orang-orang mengendarai mobil yang aneh, menggunakan gadget canggih seperti komputer dan ponsel dan gadget lainnya. Seperti, katanya, adalah kemajuan di luar angkasa tantang teknologi saya lihat.
Tanpa belajar bisa mengeti
Saya menyadari bahwa ada setan yang mengajariku dan mengatur hidup saya. Ketika saya belajar tentang teknologi dan komputer tanpa pendidikan formal. Suatu waktu saya diundang ke konferensi bisnis sebagai pembicara tamu di mana saya akan membuat mereka suka kepadaku, mereka adalah  pengusaha dengan bermacam-macam profesi, padahal saya belum pernah belajar tentang  pendidikan Bisnis, tetapi hal tersebut saya dapat lakukan karena ada setan yang mengajariku.
"Saya tahu segalanya. Sebuah suara akan memberitahu saya apa yang harus dilakukan dan bagaimana untuk pergi. Bila bepergian di dunia di dunia roh, saya akan melihat hal-hal yang orang tidak bisa biasanya melihat. Saya juga mampu melihat kekuatan setan dari penyihir di tempat kerja seperti menyebabkan kecelakaan.
Suatu kali dalam perjalanan, saya melihat setan membuat memblokir jalan haltersebut supaya dapat menyebabkan kecelakaan kendaraan. Saya bergegas untuk mencegah kecelakaan dengan mencoba untuk memindahkan blokiran, tapi setan menyerangku dengan mendorong tubuhku keras keluar dari jalan.
Saya menjadi penyihir dalam hal komputer. Tidak ada media yang saya tidak bisa menggunakan dan bahkan mengajar penipu bagaimana menggunakan media sosial seperti Facebook untuk menipu orang. Saya memiliki lebih dari 3000 teman di facebook.
Kekuatan yang dapat merayu wanita
Saya memiliki kekuatan untuk membujuk mereka bercinta di telepon. Setiap kali saya berkata-kata di telepon, usahanya akan berhasil, kehidupan perkawinan atau karier. Banyak teman-teman wanitanya yang menjadi korban putus dengan tunangan dan pernikahan mereka yang rusak,  karena mereka akan mengaku tidak akan mencintai orang lain kecuali diri saya. Korbanku berasal dari seluruh dunia.
Salah satu roh yang beroperasi di dalam diriku adalah raja setan teknologi dan pengetahuan yang ia beri nama 'Teigom', yang akan memberikan dia informasi, seringkali mengajar dia dalam mimpi tentang teknologi dan mata pelajaran lain. Saya tahu bahwa istriku, merupakan pengikut setia Emmanuel TV, tidak tahu apa yang terjadi padaku.
Meninggalkan dunia lama
Begitu saya berhenti aktivitas di internet, bisnisku hancur begitu cepat. Semua orang besar yang bekerja denganku mulai  meninggalku. Semua kekayaanku habis. Hal ini membuat saya dan istri memutuskan untuk datang ke The SCOAN pembebasan dan mengijinkan Tuhan untuk membawa terobosan kembali dalam kehidupanku.
Pada hari minggu saya didoakan, lalu saya merasa seperti sedang berjalan di atas air dingin dan seolah-olah ada es di lantai di mana dia berdiri. Setiap kali ia mencoba untuk melihat Wise man Daniel, ia akan melihat energi yang besar cahaya yang lebih kuat dan luar biasa, dari pada  roh-roh jahat yang terdapat dalam tubuhku. Setan yang ada dalam diriku mulai keluar dari tubuhku. Saya mngucap syukur karena hidup saya telah bebaskan dari belenggu setan. Hamba Tuhan Wise man Daniel, hanya sebagai pelayan yang melayani saya dalam ibadah hari minngu. Ketika saya didoakan dengan menggunakan nama diatas segala nama yaitu Tuhan Yesus Kristus, maka setan yang ada dalam tubuh saya keluar dan pergi. Terima kasih Tuhan Yesus yang telah menyembuhkan saya.
Sumber: SCOAN.org
Catatan:
Tidak ada yang salah dengan teknologi, melainkan kesalahan yang terjadi adalah bagaimana kita menggunakan teknologi tersebut. Dengan teknologi kita mudah untuk mendapatkan informasi berupa pelajaran tentang hal-hal yang belum kita mengerti. Pengetahuan kita untuk mencari suatu informasi, apakah informasi tersebut baik atau buruk. Mulai sekarang kita mulai belajar menggunakan suatu teknologi untuk sesuatu yang positif dalam hidup kita.  Amin

:Sumber: https://kesaksian-life.blogspot.co.id/2013/08/belajar-teknologi-dari-setan-mr-benedict.html

Ajaib, Dua Belas Pasang Iga Patah Dapat Bersatu Kembali!

Ajaib, Dua Belas Pasang Iga Patah Dapat Bersatu Kembali!

Kesaksian, kecelakaan yang terjadi didepan mataku dan yang mengalaminya  adalah suamiku. Mobil yang menabrak suamiku dan dia terlindas oleh ban mobil membuat dia patah tulang rusuk. Kejadian ini membuat saya belajar beriman, untuk kesembuhan suamiku. Dari kesaksian ini kita dapat belajar bahwa, ada hal-hal yang Tuhan ijinkan itu terjadi, untuk membuat orang-orang yang kita sayangi itu bertobat. Kadang-kadang hal itu sangat menakutkan bagi kita karena itu antara hidup dan mati. Jawabannya apakah kita mau bersesarah dan percaya atau tidak.

Berjalan dengan suami di trotoar
Pukul 05.15 WIB, 6 November 1999, saya (Yeyen), suami saya (Achin), dan anak bungsu kami (Vincent), hendak ke Gambir. Waktu itu kami berencana bertemu ibu saya di Bandung sebab ia sakit kanker payudara dan akan dibawa ke sinshe. Baru saja kami keluar dari gang, tepatnya di jalan arteri Palmerah, Jakarta Barat, sebuah mobil boks dari arah belakang tiba-tiba menyambar tubuh saya. Saya pun terjatuh ke arah trotoar dan kaki saya terlindas ban mobil.

"Minggir!" saya berteriak mencoba mengingatkan suami saya yang berjalan di depan. Namun karena kurang cepat bergerak, bress...! mobil yang sama menghantam muka suami saya sampai dia terjatuh. Sungguh mengerikan, suami saya jatuh ke arah jalan sehingga badannya masuk di bawah kolong mobil dan, kress...!, ban belakang mobil itu menggilas tubuhnya. Saya melihat dengan mata kepala sendiri ketika ban mobil itu menggilas dadanya dan menyeretnya sejauh kurang lebih 1 meter. Melihat kondisinya yang sangat parah, membuat saya lupa pada sakit saya sendiri. Spontan saya berteriak, "Tuhan Yesus, tolong! Tuhan Yesus, tolong!"


Mobil langsung lari tidak terkejar lagi. Saya hanya bisa jongkok di pinggir jalan sambil memangku suami. Karena lukanya sangat parah, tiba-tiba terlintas di benak saya, jangan-jangan suami saya umurnya tidak akan lama lagi. Karena pemikiran ini, saya seolah dituntun untuk mengatakan padanya demikian, "Kamu harus bertobat, minta ampun." Kata-kata ini saya sampaikan karena saya tahu, meski suami saya sudah Kristen dan dibaptis setelah 14 tahun kami menikah, namun ia jarang sekali ke gereja. Kalau saya ajak ke gereja, ia biasanya marah-marah bahkan mengajak bertengkar. "Pokoknya kamu harus minta ampun," kata saya berulang-ulang.

Tidak lama kemudian, taksi datang. Saya menyuruh anak saya, Vincent, untuk pulang. Di dalam taksi, kami ditemani oleh seorang tetangga. Sepanjang perjalanan, saya hanya bisa bernyanyi dan berdoa. Selain itu, saya terus meminta suami saya untuk bertobat, minta ampun pada Tuhan. Mendengar anjuran saya, ia memberikan respons. Dia berkata lirih, "Tuhan Yesus, ampuni saya." Saya pun menimpali, "Jangan berhenti panggil nama Yesus. Bilang, `Darah Yesus tolong saya!`"

"Darah Yesus, darah Yesus, darah Yesus," kata-kata ini diulang-ulang suami saya hingga kami tiba di RS Pertamina.

Tiba di Rumah Sakit
Tiba di rumah sakit, suami saya langsung masuk ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Ia langsung ditangani secara cepat. Kurang lebih 15 menit kemudian, hasilnya sudah dapat diketahui. Benar dugaan saya, kondisi suami saya memang betul-betul parah. Tulang rusuk bagian depan dan belakang, hampir semuanya patah. Dokter mengatakan, "Secara teori, seharusnya sulit untuk bertahan. Tidak ada kesempatan lagi." Kalau sebelumnya pada sepanjang perjalanan saya berdoa dan menyanyi, dan bisa menahan untuk tidak menangis, kini setelah tiba di rumah sakit, lebih-lebih setelah tahu hasil rontgen suami, air mata saya keluar dengan derasnya. "Tuhan, saya tidak kuat," bisik saya sambil menghubungi pendeta saya, Bapak Mulyadi Sulaeman. Pada saat saya mengatakan "tidak kuat", tiba-tiba ada suara yang berbisik, "Tuhan tidak akan mengujimu melebihi kekuatanmu." Saya pun berkata, "Tuhan kuatkan saya. Amin." Ketika selesai mengatakan hal itu, saya langsung mendapatkan kekuatan baru. Saya pun menjadi tegar.

Tidak berapa lama Pak Mulyadi datang. Kepada beliau saya berkata, "Om, tolong dijaga ya, saya sudah tidak tahan." Luka suami saya memang sangat parah. Celana jean yang ia pakai saat terjadi kecelakaan robek. Karenanya, wajar saja kalau kakinya penuh luka dan di pahanya ada luka yang sangat besar. Untuk mengeluarkan darah akibat paru-paru yang mengalami pendarahan, dada suami saya dilobangi. Pak Mulyadi sendiri, mungkin karena melihat harapan untuk hidup begitu kecil, dengan lirih ia menasihati, "Kamu yang sabar saja ya, Yen. Kalau Tuhan memanggil suamimu, kamu harus kuat." Saya mengangguk. Saya bisa memahami ucapannya karena memang menurut kalkulasi manusia, kemungkinan yang terbesar adalah kematian. "Om, saya pasrah. Saya rela suami saya dipanggil sekarang dari pada menunggu nanti tapi belum bertobat. Kalau Tuhan mau panggil, panggillah," demikian jawaban saya penuh kepasrahan.

Kondisi suami kritis
Kondisi suami saya betul-betul kritis. Paru-parunya tidak bisa bekerja dengan baik alias tidak bisa mengembang sehingga pernafasannya diatur oleh mesin. Mulutnya sudah tidak bisa berfungsi. Makanan dimasukkan lewat infus melalui satu lubang hidung, sementara lubang yang satunya untuk nafas. Leher juga dilubangi untuk "CPP", yang dipakai untuk mengontrol suhu tubuh. Melihat keadaannya yang seperti ini, pada hari ketiga dokter kembali berkata, "Ibu berdoa saja. Yang bisa menolong suami Ibu hanya imannya sendiri." Saya tahu kalau dokter sudah berkata begitu berarti harapan secaramedis sudah tidak ada. Karena berdiri di dekat tempat tidur, suami saya dapat mendengar apa yang dikatakan sang dokter. Saya pun kembali menegaskan kata-kata dokter. Kata saya, "Kamu tidak usah khawatir. Seperti dikatakan pak dokter tadi, yang bisa menolong kamu itu hanya imanmu. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan itu baik, kamu sekarang sebenarnya sedang ditegur Tuhan. Sekarang kamu bersyukur saja. Ampuni orang yang menabrak kamu."

Saya betul-betul heran dengan kata-kata saya sendiri, terutama seruan untuk mengampuni sopir yang telah menabraknya. Saya yakin hikmat itu datangnya dari Roh Kudus. "Sudah jangan ingat-ingat lagi. Kamu jangan marah. Saat kamu mengampuni orang yang menabrak, Tuhan Yesus pasti mengampuni kamu. Ketika dosa kita diampuni, maka apa yang kamu minta pasti Tuhan dengar, sebab penghalang doa kita menurut firman Tuhan tak lain adalah dosa kita," tegas saya lagi. Sejujurnya, antara iman saya dan kenyataan waktu itu bertentangan, tapi saya harus belajar beriman. Di ruang ICU saya tetap berdoa, menyanyi, dan membacakan Alkitab untuk suami saya. Kalau saya sedang menyanyi seluruh ruangan bisa mendengar. Mereka memandangi saya. Mungkin mereka membatin, "Bagaimana mungkin suaminya sakit parah ia masih bisa menyanyi?"

Hari terus bergulir. Setiap kali dokter jaga datang, saya selalu menanyakan kondisi suami saya. Jawaban dokter selalu sama, "Tetap saja, belum juga membaik." Suatu kali, saat saya mengajukan pertanyaan yang sama, jawaban dokter demikian, "Tunggu besok, ya. Kalau besok tidak panas berarti mendingan, tapi kalau panas itu artinya berbahaya." Esoknya suhu badan suami benar-benar panas hingga 40 derajat. Suster di belakang saya saling berbisik, "Wah, tidak mungkin hidup." Tapi suami saya dapat melewati masa kritis itu dan panas itu akhirnya turun. Saya terus berdoa. Mata saya benar-benar hanya tertuju pada Tuhan Yesus.

Hari keenam, pukul 09.00 WIB, keadaan suami kritis lagi. Suami saya pingsan. Untuk menyadarkannya ia harus ditepuk-tepuk bergantian oleh para suster. Saya segera dipanggil oleh dokter. Katanya, "Keadaan Bapak...." Namun, sebelum dokter itu meneruskan kata-katanya, saya langsung memotongnya, "Entahlah Dok, saya tidak mau mendengarkan apa yang Dokter katakan. Jika Dokter ingin mengatakan sesuatu, katakan saja kepada pendeta saya." Dokter itu diam dan saya segera keluar menelepon pak pendeta. Saat itu saya sendirian. Pekerja gereja yang setiap malam menemani saya pagi itu sudah pulang. Setelah menunggu agak lama, pak pendeta akhirnya datang. Saya tetap di luar karena takut. Ketika pak pendeta masuk ia mendapati pengukur detak jantung suami saya sempat lurus. Namun, 2 jam kemudian bergerak lagi dan kembali pada posisi semula. Kira-kira pukul 11.00 WIB, karena desakan pak pendeta, saya pun mau masuk ke kamar rawat suami saya. "Ko, ko, ko," begitu saya memanggil suami dan ia menyahut. Karena sudah sadar saya tidak takut lagi. Sekali lagi ia selamat.

Cahaya Terang Masuk ke Kamar ICU
Malam hari setelah peristiwa yang menegangkan itu, anak saya yang pertama, Michael, datang bersama 2 orang temannya. Mereka bukan orang Kristen. Kami di tempat itu berenam -- Michael dengan 2 orang temannya, saya, seorang pekerja gereja, dan seorang teman saya. Kira-kira pukul 22.00 WIB kami berdoa bersama di lift. Karena saya ingin menghormati teman Michael yang bukan Kristen, saya bilang, "Kita berdoa dalam hati saja, berdoa menurut kepercayaan masing-masing." Selesai berdoa, teman Michael yang bukan Kristen mengatakan, "Michael, waktu kita berdoa, saya melihat ada cahaya terang sekali masuk ke kamar ICU."

"Ma, Agung bilang, waktu berdoa ia melihat sinar masuk ke kamar ICU," kata Michael sembari menyebut nama temannya.

"Lho, kamu sedang menutup mata, bagaimana bisa lihat?" tanya saya.
"Ya, waktu menutup mata itulah saya melihatnya,"jawab Agung mantap.

"Saat melihat cahaya itu, apa yang kamu rasakan?" pertanyaan ini saya ajukan sebab di kamar ICU memang sering terjadi peristiwa aneh-aneh. Saya khawatir cahaya itu bukan dari Tuhan tapi dari setan.

"Perasaan saya damai," jawab Agung. Mendengar cerita dan jawaban Agung, saya langsung mengimani bahwa Tuhan sedang melawat suami saya. Melihat buahnya saya yakin sinar itu merupakan manifestasi Roh Kudus. Saya percaya, kalau ada lawatan Allah pasti sesuatu akan terjadi. Dari kesaksian Agung itu, iman saya kembali dibangkitkan, saya yakin suami saya pasti sembuh. "Terima kasih Tuhan," ujar saya penuh syukur.

Hari berikutnya, saya bertanya pada dokter ahli paru-paru dan mendapat jawaban menggembirakan, "Sudah ada sedikit perbaikan." "Terima kasih dokter, puji Tuhan!" ujar saya spontan, pokoknya saya terus imani dari hal yang kecil pasti akan terjadi hal yang besar. "Jangan berterima kasih pada saya, berterimakasihlah pada Tuhan," jawab dokter itu. Tadinya saya tidak tahu, ternyata dokter itu memang saudara seiman. Keadaan ini terus membaik. Setelah dirawat di ICU selama 5 minggu, suami saya dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Keadaan di ICU sungguh berkesan. Kehadiran saya paling tidak telah membuat orang-orang yang tegang sedikit merasa terhibur. Saya percaya ketika kita menyembah Tuhan lewat nyanyian, hadirat Allah ada di ruangan itu. Hal inilah yang mungkin membuat suasana di ICU menjadi hidup dan lebih nyaman. Sampai-sampai kalau saya tidak bernyanyi, saudara yang tak seiman pun bahkan sering bilang, "Ayo nyanyi, dong. Kalau kamu tidak nyanyi sepi, lho!" Ada juga yang mengatakan, "Suaramu merdu lho." Wah heran juga saya, sebab seumur-umur baru kali ini suara saya dipuji.

Di ruang perawatan biasa, kesehatan suami saya semakin cepat pulih. Di ruang ini suami hanya dirawat selama 2 minggu dan herannya setelah dirontgen, tulang-tulang rusuknya yang patah dinyatakan telah tersambung kembali! Tanggal 30 Desember 1999, suami saya keluar dari rumah sakit. Waktu pulang suami saya sudah normal. Ia sudah dapat berjalan dan tidak memakai alat bantu apa pun. Ia juga tidak pantang makan. Tanggal 31 Desember 1999, suami saya sudah ke gereja. Akhir 1999, sungguh menjadi saat yang manis bagi keluarga kami, sebab tidak saja pada tahun itu suami saya mengalami mukjizat kesembuhan, tapi kerinduan saya dan anak-anak untuk pergi ke gereja bersama ayahnya sudah dijawab Tuhan. Sumber: sabda.com

Catatan
Ada hal-hal yang kita tidak inginkan itu terjadi tetapi bagi Tuhan itu yang terbaik. 
Sumber: https://kesaksian-life.blogspot.co.id/2013/10/ajaib-dua-belas-pasang-iga-patah-dapat.html

Pasukan Malaikat Sorga

Pasukan Malaikat Sorga

By: Mary Kathryn Baxter
Ketika Tuhan Yesus menyingkapkan alam maut kepada saya, dapat saya saksikan dengan mata rohani saya bahwa rumah saya di bumi dikawal oleh firman Allah yang ditulis di udara. Tiga pasukan malaikat Tuhan mengawal rumah saya. Ada yang duduk, ada yang sedang bercakap-cakap dengan temannya. Satu pasukan lainnya yang tampak sangat berwibawa dan berkuasa juga tampak mengawal rumah itu. Jadi ada tiga pasukan malaikat yang mengawal.
Kelompok yang ketiga berdiri begitu rapat satu dengan lainnya. Sayap mereka bersentuhan dan wajah mereka menghadap keluar. Malaikat dalam group ini sangat besar perawakannya dan tampak bagai jawara-jawara perang yang gagah perkasa. Mereka memiliki pedang yang tergantung di pinggang. Dan setiap kali sebuah bayangan hitam mencoba mendekati rumah itu, mereka serempak mencabut pedang, bersiap melindungi keluarga saya.
Pedang yang mereka tarik itu sebetulnya adalah firman Allah. Ingat, “pedang Roh” adalah “firman Allah.” (Efesus 6:17). Pedang firman Allah itu ketika ditarik keluar dari sarungnya menyerupai nyala api yang akan menghanguskan musuh. Dan musuh akan hancur lebur dan menjadi debu.
Saya teringat firman Allah di dalam Maleaki 4:3 yang membuat saya kagum. Ingat, ketika Allah mengirimkan firmanNya, maka Petrus yang terbelenggu di dalam penjara dibebaskan oleh malaikat. Baca kisahnya dalam Kisah Para Rasul 12:7-11:
“Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: Bangunlah segera! Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
“Lalu kata malaikat itu kepadanya: Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu! Iapun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya: Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!
“Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan.
“Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. “Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.
“Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Baca juga II Raja-Raja 6:17:
“Lalu berdoalah Elisa: Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat. Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.”
Malaikat Dan Firman
Untuk merenungkan tentang peran malaikat Allah di dalam kehidupan manusia, baca ayat-ayat berikut ini:
“Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Matius
1:20)
“Kemudian TUHAN menyingkapkan mata Bileam; dilihatnyalah Malaikat TUHAN dengan pedang terhunus di tangan-Nya berdiri di jalan, lalu berlututlah ia dan sujud.” (Bilangan 22:31)
“Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat Allah dengan dia.” (Kejadian 32:1)
“… dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.” (Johanes 20:12)
“Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: ‘Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.’ Jalan itu jalan yang sunyi.” (Kisah Para Rasul 8:26)
“Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku…” (Kisah Para Rasul 27:23)
Karena itu, saudaraku, sebagai pengikut Yesus kita perlu memahami betul bahwa kita dilindungi secara sangat sempurna. Kita perlu mengerti bahwa Allah telah menyediakan segala sesuatu untuk kita melalui firmanNya yang kudus itu.

Apabila Anda memerlukan pertolongan, datanglah kepadaNya dengan berani. Di sana, di takhta kemurahan Allah, dalam nama Yesus Kristus, kita dapat meminta apa yang kita inginkan. Apabila saudara dan saya membutuhkan bantuanNya, Dia akan selalu menyediakan itu. Dia gemar menolong kita ketika kita memelihara dan menjalankan perintah-perintahNya dan melayani Dia.

Sumber:  Book A Divine Revelation Of Heaven/Wahyu Allah Tentang Sorga
Diterjemakan by Pitan Daslani.

Sumber: https://kesaksian-life.blogspot.co.id/2012/11/pasukan-malaikat-sorga.html

Cerita tentang Seorang Pasukan ISIS "Kesaksian"

















Cerita ini mengenai seorang ISIS, ini adalah Kisah Nyata yang terjadi di medang perang. Kesaksian ini menceritakan seorang ISIS yang mau di tangkap tetapi ditolong.. Baca lebih lengkap di bawah ini..?

Perang
Ada seorang kelompk Isis yang lagi perang melawang negara Suriah, tidak tahunya dia di tertembak oleh pasukan Siriah, sementara teman-temannya dari kelompok ISIS lari meninggalkan dia. Karena tetara Suriah sudah semakin dekat.

Dia kaget dengan luka yang parah di tubuhnya, ada seorang yang seret dia masuk kedam sebuah rumah. Dalam keadaan sakit dia sadar yang menolong dia adalah orang Kristen. Padahal dia ingat dia telah membunuh keluarga orang itu. Dan dia kaget karena dia benci orang Kristen kenapa saya ditolong orang Kristen. Dia dibawa ketempat tidur.


Dalam Keadaan yang sangat parah dia sempat koma tidak sadarkan diri. Dia mendapat penglihatan, dia dibawa ke sebuah pintu gerban yang sangat besar dan bagus sekali, lalu dia melihat Malaikat, dia bilang..ha.ha. Ajaran yang saya pahami kalau saya jihat pasti masuk surga, saya mendapat 9 malaikat menjadi istri saya di surga. Dan dia jalan dengan bangga begitu sampai di pintu gerban surga, Malaikat bertaka kamu tidak boleh masuk, dia disuruh ke neraka. Dia begitu kaget dan tiba-tiba dia bangun lagi.

Ketika dia bangun dia melihat ada beberapa orang di samping dia, salah satunya adalah seorang hamba Tuhan dari gereja Kristen Koptik yang sedang mendoakan dia. Dia gementar dan menangis sambil berkata, aku pikir dengan membunuh orang kafir, aku pasti masuk surga tetapi aku sendiri melihat aku di tolak. Lalu hamba Tuhan ini berkata kami telah mendoakan kamu dari tadi. Hari itu juga dia mulai menerimah Tuhan Yesus sebagai Jurusemat dia.. Amin

Catatan:
Isa Almasih adalah jalan kebenaran dan Hidup. Setiap kita yang harus datang kepada Dia, Dia akan memberikan Air Kehidupan kepada Anda. Apa yang terjadi kepada seorang pasukan ISIS yang telah membunuh orang percaya tetapi Dia Tuhan yang selalu mengulurkan tangan Dia kepada mereka. Kasih Tuhan tidak sama yang diberikan dunia ini kepada kita. Biar dengan kesaksian ini mengar kita untuk lebih dekat dengan Tuhan. Amin

sumber: https://kesaksian-life.blogspot.co.id/2015/03/cerita-tentang-seorang-pasukan-isis.html

Saturday, July 22, 2017

Pergeseran Profetik Monumental Terjadi di Bukit Bait Suci, Sementara Pintu Gerbang Messianik Terbuka Lebar


Markus 11:17 (TB) Lalu Ia (Yeshua) mengajar mereka, kata-Nya: “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!”
Hari-hari ini peristiwa-peristiwa profetik besar sedang terjadi di Gunung Elohim di Yerusalem.
Minggu ini, untuk pertama kalinya sejak Bait Suci Kedua masih berdiri dalam segala kemuliaannya 2000 tahun yang lalu, orang-orang Yahudi bisa berjalan-jalan kembali di Bukit Bait Suci dengan bebas sementara otoritas Muslim menyingkir dari lokasi tersebut, sehingga orang-orang Yahudi dan Kristen harus memperhatikan panggilan untuk berdoa di Gunung Elohim dan membuka pintu-pintu gerbang pembebasan.
Orang-orang Yahudi “tanpa sengaja” kini telah menjadi peziarah utama di Gunung Elohim, sesuatu yang belum terjadi sejak penghancuran Bait Suci Kedua sekitar 2000 tahun yang lalu, sebagai akibat “tindakan keliru” dari para pemimpin Arab sebagai buntut serangan teror mengerikan di Bukit Bait Suci pada hari Jumat, 14 Juli 2017 yang lalu.
“Implikasi profetik global dari pergeseran besar pada situs paling suci ini tidak dapat dipungkiri,” demikian dikatakan Yehudah Glick (Anggota Knesset), seorang pendukung doa universal di Bukit Bait Suci.
“Ini adalah perubahan peta permainan yang sangat besar,” katanya. “Segala sesuatu adalah bagian dari proses geula (penebusan), namun hal-hal yang terjadi di Bukit Bait Suci secara khusus sangatlah istimewa.”
“Jika kita ingin membawa perdamaian dunia, kita harus mulai dari sana.”
Situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Bukit Bait Suci ini terjadi menyusul serangan berdarah yang membasahi batu-batu kudus di Gunung Elohim. Tiga teroris Palestina membunuh dua polisi Druze Israel di dekat Bukit Bait Suci sebelum mereka dikejar masuk ke dalam kompleks itu sendiri dan kemudian dinetralisir.
Pemerintah Israel menanggapi serangan tersebut dengan menutup Bukit Bait Suci bagi umat Muslim untuk pertama kalinya dalam beberapa dasawarsa. Bukit Bait Suci juga ditutup bagi para peziarah Yahudi, yang merupakan prosedur operasi standar menyusul kekerasan orang-orang Arab. Dua hari kemudian, Bukit Bait Suci dibuka kembali dengan penambahan langkah-langkah keamanan bagi orang-orang Muslim, termasuk instalasi detektor-detektor logam dari jenis yang selalu digunakan untuk memeriksa para peziarah Yahudi yang berkunjung ke situs ini. Langkah-langkah ini dilakukan untuk mencegah penyelundupan senjata ke dalam kompleks Bukit Bait Suci. Sampai saat serangan terakhir ini, orang-orang Muslim bebas masuk ke Bukit Bait Suci tanpa menjalani pemeriksaan-pemeriksaan keamanan.
Waqf Islam, organisasi Islam Yordania yang mengendalikan Bukit Bait Suci, segera dan dengan marah menolak penggunaan detektor-detektor ini, dan menyebut tindakan keamanan ini sebagai “agresi Israel“. Mufti Yerusalem Amin al-Husseini menyerukan pemboikotan Muslim terhadap situs tersebut dan perkelahian antar orang-orang Arab pecah saat orang-orang kuat Waqf mencegah orang-orang Muslim untuk naik ke Bukit Bait Suci.
tm-security
Jemaah Muslim Palestina berdoa di dekat detektor-detektor logam yang ditempatkan di luar Bukit Bait Suci di Kota Tua Yerusalem menjelang pembukaan kembali pada hari Minggu, 16 Juli 2017. (Yonatan Sindel/Flash90)
Absennya para penjaga Waqf dan kerumunan besar peziarah Muslim secara tiba-tiba di Bukit Bait Suci ini menyebabkan terjadinya situasi yang aneh dan tidak lazim. Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, orang-orang Yahudi tidak dihalang-halangi oleh para penjaga Waqf yang mencegah mereka untuk berdoa di kompleks Bukit Bait Suci. Meskipun polisi Israel masih diperintahkan untuk menghentikan doa-doa peziarah non-Muslim, banyak orang-orang Yahudi terinspirasi untuk meraih kesempatan langka ini untuk mengucapkan kata-kata doa suci di gunung kudus tersebut. Pengalaman rohani yang mereka alami sungguh menakjubkan.
Rabbi Jeremy Gimpel, salah satu pendiri Land of Israel Network, terdorong oleh seruan untuk berdoa. Rabu dini hari, dia memulai persiapannya dengan mandi di sebuah mikveh (ritual mandi), mengungkapkan bahwa hari itu adalah sangat penting karena orang-orang Yahudi sekarang hanya tiga minggu menjelang Tisha B’Av (tanggal 9 Av), sebuah hari puasa perkabungan memperingati penghancuran Bait Suci pertama dan kedua.
Ketika dia sampai di Bukit Bait Suci, dia melihat situs itu penuh dengan polisi Israel yang bersiap menghadapi ancaman kerumunan massa Muslim yang bermusuhan yang mengepungnya. Terlepas dari situasi yang tegang itu, Rabbi Gimpel digerakkan oleh atmosfir kesucian yang murni dan merasa terdorong untuk bersujud di atas batu-batu itu seperti yang diharuskan pada hari-hari zaman Bait Suci. Polisi Israel menjalankan perintah dan segera membawa Rabbi Gimpel dari situs tersebut.


Meskipun demikian, Rabbi Gimpel begitu terinspirasi.
“Sesuatu yang monumental sedang terjadi di sana sekarang,” kata Rabbi Gimpel. “Orang-orang Palestina mengubah status quo dengan membunuh polisi Israel, tapi sekarang, inilah saatnya bagi kita untuk melakukan bagian kita. Setiap orang Israel sedang memandang ke arah Bait Suci, menunggu untuk menyaksikan apa yang terjadi.”
Dia menggambarkan rasa takjub yang dia rasakan karena bisa memenuhi perintah kuno Alkitab untuk bersujud di hadapan hadirat Elohim,
“Pikirkan berapa banyak doa-doa yang naik ke Shamayim (surga), diarahkan ke tempat ini (Bait Suci), dua ribu tahun, tiga kali sehari, dari semua orang-orang Yahudi yang hidup, empat kali (doa) pada waktu Shabbat, jutaan demi jutaan doa.”
“Dan sekarang, akhirnya orang-orang Yahudi, hanya tiga minggu menuju Tisha B’Av, hanya beberapa kaki dari Bait Suci, hanya beberapa kaki dari Kodesh haKodeshim (Ruang Maha Kudus). Kita secara literal menghidupi doa-doa semua bapa-bapa kita, dan bapa-bapa leluhur kita.”
“Doa-doa bapa leluhur kita dijawab melalui kita. Kita adalah jawaban. Ya, Anda dianugerahi untuk kembali ke Zion, untuk kembali ke Kota Kudus. Dan kita sekarang hanya beberapa meter dari Kodesh haKodeshim (Ruang Maha Kudus). Semua bapa leluhur kita, dan bapa leluhur mereka. Di sini, kita telah tiba secara fisik dan sebagai jawaban dari doa.”
“Bersujud di atas batu-batu adalah perintah Torah, persis seperti di zaman Bait Suci, dan dengan suatu cara yang tidak dapat kita lakukan ketika para penjaga Waqf berada di sini,” kata Rabbi Gimpel. “Saya tidak tahan. Saya merasa seperti setiap doa, setiap mitzvah (perintah Torah) yang dilakukan di Bukit Bait Suci membuka pintu gerbang menuju geula (pembebasan) sedikit lagi.”
Seperti yang dinyatakan Rabi Gimpel, potensi situasi untuk terbukanya Bukit Bait Suci bagi orang-orang Yahudi sangat besar. Hal ini menjadi semakin jelas ketika Anggota Knesset Avi Dichter (Likud) pada hari Selasa mengumumkan kedaulatan Israel atas Bukit Bait Suci.
“Israel berdaulat atas Bukit Bait Suci, titik. Fakta bahwa Waqf berdaulat atas Bukit Bait Suci berakhir pada hari Jumat yang lalu,” kata Avi Dichter, ketua Komite Pertahanan dan Urusan Luar Negeri Knesset dan mantan kepala Badan Keamanan Israel (Shin Bet), di radio publik Israel.
Tapi bukan hanya orang-orang Yahudi saja yang memiliki kepentingan dalam bagaimana situasi ini berkembang. Jane Kiel, blogger asal dari Denmark yang mengelola website Jerusalem Jane, adalah seorang pendukung Kristiani terhadap Kota Suci dan sering berkunjung ke Bukit Bait Suci. Video-videonya mendokumentasikan sikap tidak hormat yang ditunjukkan oleh para peziarah Muslim, yang makan barbeque, main sepak bola, buang sampah sembarangan, dan bahkan kencing secara terbuka di situs Bukit Bait Suci, yang notabene adalah kompleks yang mereka akui sebagai tempat suci ketiga dalam Islam, Masjid Al-Aqsa.
Jane telah mengantisipasi kesempatan untuk mendaki ke Bukit Bait Suci pada hari Senin tanpa adanya unsur-unsur pengganggu ini.
“Itu adalah pengalaman kekaguman total,” katanya. “Beginilah seharusnya tempat kudus ini. Saya tidak merasakan adanya atmosfer ketakutan atau kebencian atau amarah. Untuk pertama kalinya, saya merasakan seperti bagaimana sesungguhnya Rumah Doa itu.”
Dia berhasil mengucapkan Shema (doa Yahudi untuk menerima kuk surgawi, Ulangan 6:4-9) meskipun polisi Israel mengawasi situs tersebut.
Jane begitu tergerak oleh pengalamannya sehingga dia kembali pada hari Selasa. Tapi kali ini saat dia tiba di pintu gerbang keamanan, seorang penjaga Waqf yang telah memantau pintu masuk mendekatinya dan mengatakan bahwa dia tidak diizinkan untuk masuk. Ini adalah keempat kalinya dia diusir dari Bukit Bait Suci sebagai akibat peranannya sebagai advokat Kristen untuk doa Yahudi.
Dalam peristiwa sebelumnya pada bulan Oktober 2015, Kiel didatangi oleh seorang penjaga Waqf, yang menuduhnya berdoa di dalam masjid. Dia menjawab bahwa dia belum pernah berada di dalam masjid. Penjaga itu menunjukkan kepadanya sebuah video di telepon genggamnya, yang merekam Jane sedang menyanyi di dalam kompleks Bukit Bait Suci. Penjaga Waqf itu menunjukkan seluruh wilayah Bukit Bait Suci dan berkata, “Aku berdoa di sini, aku berdoa di sana. Ini semuanya adalah masjid … Ini hanya untuk umat Muslim.”
Ketika Jane bersikeras bahwa dia adalah seorang Kristen, penjaga itu menjawab dengan cara yang aneh. “Kamu religius. Orang religius yang boleh datang ke sini hanyalah Muslim; bukan Kristen, bukan Yahudi,” sambil meyakinkan dia bahwa mereka mengasihi orang-orang Kristen. “Orang-orang Kristen yang ingin berbagi masjid dengan kami (maksudnya Bukit Bait Suci), adalah masalah besar,” kata penjaga tersebut. Dia kemudian mengaku sebagai polisi Yordania, namun menolak untuk memberikan identifikasi.
Jane Kiel merekam insiden ini dalam videonya.
“Ini bukan hanya pertikaian Yahudi,” kata Jane. “Saya adalah orang Kristen yang berusaha membangunkan orang-orang Kristen untuk bertindak. Mereka harus menjadikan Bukit Bait Suci sebagai tempat perhentian pertama mereka saat mereka datang ke Israel. Ini benar-benar adalah sebuah pertempuran tentang apakah Alkitab itu benar atau tidak.”
Barangkali kesaksian yang paling menyentuh tentang doa Yahudi di Bukit Bait Suci adalah video dari Aedan Sarah O’Connor, seorang pelajar Yahudi Kanada yang belajar di Israel. O’Connor mendaki pada hari Senin dan memposting video dirinya mengucapkan Shema di situs tersebut ke Facebook. Videonya telah disaksikan lebih dari 40.000 kali, membuktikan fakta bahwa orang-orang Yahudi berdoa di Bukit Bait Suci adalah peristiwa penting bagi banyak orang.
“Ini adalah tanah airku, dan tidak ada yang bisa menghentikan aku untuk berdoa di tempat yang paling kudus bagiku,” katanya memproklamirkan.

“Aku ingin semua orang bisa bisa berdoa di sini dengan damai,” kata O’Connor. “Satu-satunya cara untuk memastikan bahwa semua situs-situs suci, Yahudi, Kristen dan Muslim, tetap terbuka bagi semua orang adalah menyerahkan mereka di bawah kedaulatan Israel. Waqf menolak keberadaan detektor-detektor logam. Sangat jelas bahwa mereka ingin Bukit Bait Suci menjadi medan perang, dan bukan tempat berdoa.”
Sebagai akibat doa-doa Yahudi, polisi Yerusalem menutup Bukit Bait Suci bagi non-Muslim pada hari Rabu, meskipun akhirnya dibuka kembali hari itu juga. Kepala Polisi Yoram Halevi mengatakan dalam sebuah pernyataan,
“Polisi Israel bertindak dalam serangkaian keseimbangan untuk menegakkan hukum dan peraturan di situs tersebut dan tidak akan membiarkan siapapun melanggar hukum dengan cara apapun.”
Secara politis, situasi saat ini rapuh. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu bahwa sementara dia tidak bermaksud untuk mengubah status quo, yang melarang orang-orang non-Muslim untuk berdoa di situs Bukit Bait Suci, demikian juga dia tidak akan menyingkirkan detektor-detektor logam, dan ini menciptakan realitas yang tidak pasti di lapangan.
Banyak orang-orang Yahudi dan Kristen di seluruh dunia sedang memperhatikan dengan seksama apa yang sedang terjadi, dan berdoa sungguh-sungguh supaya sebagai hasil akhir dari perubahan monumental ini, kedaulatan Yahudi akan berdiri di Gunung Elohim sekali lagi dan untuk selamanya. Sudah pasti bahwa jika Israel memegang kontrol atas tempat kudus tersebut, sebuah langkah luar biasa yang tidak dapat dilukiskan akan diambil menuju penggenapan profetik peranan Bait Suci sebagai tempat yang damai – pembangunan Bait Suci Ke-3 – yang sepertinya tidak mungkin terjadi di bawah pemerintahan Muslim di sana.
“Tanpa kompromi, Bukit Bait Suci harus menjadi Rumah Doa universal,” kata Rabbi Yehudah Glick, “dan tidak boleh menjadi tempat kekerasan.”
Yesaya 56:7 (ILT) maka Aku akan membawanya ke gunung-Ku yang kudus, dan membuat mereka bersukacita di dalam rumah doa-Ku. Persembahan bakaran mereka dan kurban-kurban mereka akan diterima di atas mezbah-Ku, karena rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”

Baca sebelumnya:

Israel Mengambil Alih Kontrol Atas Bukit Bait Suci
Catatan:
Ada hubungan menarik terhadap tanggal pengambil-alihan Israel terhadap Bukit Bait Suci pada hari Jumat, 14 Juli 2017. Dari tanggal itu sampai kepada Hari Raya Yom Teru’ah (Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi 5778) pada tanggal 23 September 2017, peristiwa munculnya Tanda Besar di Langit, tepat 70 hari.
Tahun 2017 ini juga bertepatan dengan 50 tahun perayaan pembebasan Yerusalem (Yobel Yerusalem) sejak tahun 1967. Yobel adalah Tahun Pembebasan. Apakah Bukit Bait Suci akan dibebaskan bagi Israel dalam tahun ini? Kita saat ini berada pada tahun solar ke-70 sejak kelahiran kembali Israel dan 12 Mei 2017 tepat 70 tahun profetik sejak Israel terbentuk kembali pada tanggal 14 Mei 1948.

Referensi:

PA’s Abbas Urges Jared Kushner to Pressure Israel Into Removing Metal Detectors
Temple Mount Crisis: Police Brace for Violence as Cabinet Decides to Keep Metal Detectors in Place
Holy Temple Mount Desecrated With Murder
World Looks Breathlessly to Temple Mount as Portal for Messianic Change Swings Open
Danish Christian Ejected From Temple Mount Because She Might Pray
Temple Mount Closed to Jews After Visitors “Violate” Rule Against Non-Muslim Prayer
Jerusalem Jane
Netanyahu: No Change in Temple Mount Status Quo Despite Attack
Islamic Waqf Boycotts Temple Mount After Israel Tightens Security
Islamic Waqf Boycott Leads to Prophetic Sightings of Prayer on Temple Mount
‘Apocalyptic’ Conflict Raging Over Temple Mount, Al Aqsa
In Wake of Waqf Defection, Israel to Reestablish Jewish Sovereignty on Temple Mount, Says MK

sumber: https://harituhan.wordpress.com/2017/07/21/pergeseran-profetik-monumental-terjadi-di-bukit-bait-suci-sementara-pintu-gerbang-messianik-terbuka-lebar/

Israel Mengambil Alih Kontrol Atas Bukit Bait Suci

“Yurisdiksi Waqf Islam atas Bukit Bait Suci sudah berakhir dan Israel sekarang akan berusaha untuk mendirikan kembali kedaulatan Yahudi atas tempat kudus tersebut,” kata Anggota Knesset Ari Dichter (Likud) pada hari Selasa.
“Israel adalah yang berdaulat atas Bukit Bait Suci, titik. Fakta bahwa Waqf berdaulat atas Bukit Bait Suci berakhir pada hari Jumat yang lalu,” kata Dichter, ketua Komite Pertahanan dan Urusan Luar Negeri Knesset dan mantan kepala Badan Keamanan Israel (Shin Bet), di radio publik Israel, dilaporkan Israel National News.
“Pertanyaan tentang kebijakan kami [di Bukit Bait Suci] mungkin tidak jelas bagi orang-orang Palestina, tapi ini sangat jelas bagi kami … Gunung akan tetap berada di bawah kendali Polisi Israel.”
Tindakan tersebut terjadi sesudah insiden pada hari Jumat lalu, ketika tiga teroris Palestina memakai situs suci tersebut untuk melancarkan serangan teror terhadap pasukan Israel, menewaskan dua petugas polisi Israel. Israel menutup Bukit Bait Suci bagi semua pengunjung sebagai akibatnya, memicu kemarahan Muslim di berbagai negara di seluruh dunia.
Namun, ketika situs dibuka kembali pada hari Minggu, para pengunjung Muslim mundur karena langkah-langkah keamanan baru yang diberlakukan sebagai buntut serangan teror tersebut dan mereka menolak untuk masuk sebagai protes. Langkah-langkah keamanan tersebut meliputi pemasangan detektor-detektor logam di pintu masuk yang digunakan oleh para jemaah Muslim. Para pejabat Waqf melakukan pemogokan, menolak naik ke situs tersebut dan menyerukan boikot secara luas.
Pernyataan Waqf yang dirilis pada hari Senin mendesak umat Islam untuk “menolak dan memboikot semua tindakan agresi Israel, termasuk mengubah status quo historis termasuk pemasangan detektor-detektor logam.”
Yang disebut “status quo”, sebuah perjanjian tidak tertulis mengenai tata kelola situs di mana orang-orang Israel tinggal, melarang doa-doa Yahudi dilakukan di Bukit Bait Suci supaya tidak memancing kemarahan para peziarah Muslim. Namun, sebagai akibat dari larangan Waqf, orang-orang Yahudi sekarang bebas mendaki ke Bukit Bait Suci tanpa didampingi Waqf yang bermusuhan untuk pertama kalinya dalam beberapa dasawarsa, dan mereka memanfaatkan kesempatan langka ini untuk berdoa di tempat paling kudus bagi Yudaisme.
Menurut Dichter, boikot Waqf akan memulai sebuah perubahan besar dalam cara bagaimana Bukit Bait Suci dikendalikan. Sementara pasukan keamanan Israel berpatroli di Gunung, Waqf, sampai sekarang, memegang kedaulatan di sana, menciptakan lingkungan yang tidak ramah dan tidak menyenangkan bagi semua pengunjung non-Muslim.
“Mereka mencoba menciptakan situasi di mana menjadi masalah bagi orang-orang Yahudi untuk pergi ke Bukit Bait Suci,” kata Dichter menjelaskan. “Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai tempat ketiga tersuci dalam Islam, jadi sama seperti orang-orang non-Muslim dilarang memasuki Mekkah atau Madinah, mereka ingin menciptakan situasi yang sama di Bukit Bait Suci.”
“Tapi Gunung akan tetap di bawah kendali Polisi Israel.”
Bahkan, pada hari Sabtu, Waqf sendiri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah kehilangan kendali atas Bukit Bait Suci, menyebut keputusan Israel untuk menutup kompleks itu suatu “agresi melawan iman dan sejarah bangsa Islam”. “Tuduhan tersebut ironis secara ekstrem, sementara kekuatan-kekuatan Islam dan Muslim sangat terlibat dalam segala usaha untuk secara literal benar-benar merampas semua hubungan historis Yahudi dan mengklaim Bukit Bait Suci, Yerusalem dan Tanah Israel bagi diri mereka sendiri,” kata Dichter.
Jika Israel menggunakan kesempatan tak terduga untuk mengendalikan kembali Bukit Bait Suci, signifikansi dan implikasinya akan melampaui batas-batas imajinasi. Bukit Bait Suci belum berada di bawah kendali Yahudi selama ribuan tahun. Jika Israel berhasil mengembalikan kedaulatan, ini akan menjadi kemenangan besar sebagai jawaban atas dua ribu tahun doa-doa dan kerinduan bangsa Yahudi, dan ditambah lagi kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memulai rekonstruksi Bukit dan pembangunan Bait Suci seperti pada zaman Alkitab.

Konflik Apokaliptik Mengamuk Atas Bukit Bait Suci

Pemerintah Israel membuka kembali kompleks Bukit Bait Suci bagi umat Islam dan umat agama-agama lainnya pada hari Minggu dengan tindakan-tindakan keamanan baru yang ketat, setelah serangan Jumat lalu di dekat lokasi tempat suci pemicu konflik, di mana teroris Arab membunuh dua perwira polisi Druze Israel.
Pakar pertahanan Israel yang mengkhususkan diri dalam memahami budaya Islam radikal menekankan bahwa serangan-serangan semacam itu kemungkinan akan terjadi lagi.
“Selama bertahun-tahun, telah ada motivasi untuk menciptakan suatu kiamat antara Islam dan Yudaisme atas dasar masjid Al-Aqsa (nama masjid di pelataran Bukit Bait Suci). Sheikh Raed Salah (kepala Cabang Gerakan Islam Utara di Israel) sangat berani dalam menggunakan argumen ini siang dan malam,” kata Reuven Berko, mantan kolonel di Kepolisian Israel dan mantan penasihat urusan Arab untuk Kepolisian Yerusalem, kepada JNS.org.
Para pemimpin Islam telah memanggil umat Islam “untuk menolak dan memboikot semua tindakan agresi Israel,” mengklaim bahwa perubahan-perubahan tersebut telah melanggar status quo yang telah dipegang teguh di antara Waqf Islam, yang mengelola situs itu sendiri, dan Israel, yang mengendalikan akses ke Bukit Bait Suci.
Setelah detektor logam dipasang di pintu-pintu gerbang masuk ke Bukit Bait Suci, Sheikh Omar Kiswani, direktur masjid Al-Aqsa, mengatakan kepada media Israel, “Kami menolak perubahan-perubahan yang diberlakukan oleh pemerintah Israel. Kami tidak akan masuk melalui detektor-detektor logam ini.”

Kekejian di Tempat Suci?

security-tm
Petugas keamanan Israel berdiri di dekat sebuah detektor logam yang baru dipasang (kiri) di salah satu gerbang masuk ke Bukit Bait Suci di Yerusalem, 17 Juli 2017. (Yonatan Sindel/Flash90)
“Muslim Radikal tidak peduli dengan fakta bahwa situs ini suci – bahkan bagi diri mereka sendiri. Mereka memiliki catatan panjang telah menggunakan situs-situs suci dari semua agama sebagai arena untuk mempromosikan agenda radikal mereka, di Timur Tengah,” kata Berko.
Berko mengemukakan bahwa insiden-insiden masa depan di Bukit Bait Suci kemungkinan disebabkan oleh “hasutan dan keadaan yang mendukung yang mendorong penggunaan senjata, membunuh orang-orang yang tidak bersalah dan menciptakan kekacauan.” Dia mencatat bahwa para teroris, yang berasal dari kota Arab Israel Umm al-Fahm, dihasut oleh orang-orang radikal seperti Salah, yang berafiliasi dengan Hamas dan “dibesarkan dalam cawan petri yang sama” sebagai gerakan global negara Islam dan kelompok-kelompok teror Muslim lainnya.
Ada banyak kasus penimbunan senjata-senjata di Bukit Bait Suci dalam beberapa tahun terakhir, dengan berbagai insiden lemparan batu dan pemboman. Serangan Jumat lalu adalah insiden besar pertama dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan senjata otomatis.
“Berkali-kali di dalam kompleks masjid Al-Aqsa, kami menemukan beberapa tempat persembunyian, ditumpuk dengan tujuan untuk membunuh,” kata Berko, merujuk kepada waktu masa dinasnya bersama Polisi Israel.
Menurut Dr. Mordechai Kedar – seorang peneliti di Pusat Studi Strategis Begin-Sadat di Universitas Bar-Ilan dan seorang ilmuwan terkemuka terhadap budaya Arab, yang telah bertugas selama 25 tahun di dalam unit intelijen militer IDF – Bukit Bait Suci telah lama menjadi sumber hasutan Islam radikal melawan Israel dan AS.
“Ada ratusan rekaman khotbah dari Bukit Bait Suci, penuh dengan kekerasan, penuh dengan hasutan melawan orang-orang Yahudi, melawan Israel. Dan sayangnya, Israel hanya membiarkannya saja,” kata Kedar kepada JNS.org.
Mordechai Kedar mengatakan bahwa kekerasan itu berasal “dari sebuah perintah ideologis untuk mencegah kedaulatan Israel,” mengutip bahwa dalam doktrin Muslim, Islam “tidak dapat hidup berdampingan” dengan orang Yahudi.
“Orang-orang Muslim tidak ingin orang-orang Yahudi ada di tanah Israel, terutama di Yerusalem, dan khususnya di Bukit Bait Suci. Islam, sebagai agama, tidak bisa menerima suatu negara Yahudi. Mereka memandang Yudaisme sebagai ancaman terhadap Islam,” kata Kedar.
“Memahami budaya Islam dan menggunakannya untuk mengembangkan kebijakan yang baik merupakan kunci untuk mencegah kekerasan lebih lanjut,” demikian dikatakan baik Berko maupun Kedar.
“Mereka garang, tapi jika mereka menghadapi tembok besi, mereka akan mundur – begitu mereka memahami bahwa mereka tidak bisa mengalahkan kita,” kata Kedar. “Dan ini sekarang diserahkan kepada negara Israel, untuk memutuskan apakah Israel akan mengalah kepada keinginan mereka, atau tidak. Semakin Israel gigih dalam hal ini, semakin besar kemungkinannya bahwa gelombang kekerasan ini akan berlangsung singkat, dan tidak meluas.”
Selama lebih dari satu dekade, para peziarah atau turis yang ingin mengunjungi Tembok Barat yang berdekatan – situs yang dihormati oleh orang-orang Yahudi karena tidak ada izin penuh untuk masuk dan berdoa di Bukit Bait Suci – telah dipaksa untuk melewati detektor-detektor logam, terlepas dari kenyataan bahwa di sana belum pernah tercatat ada insiden orang-orang Yahudi yang berusaha melakukan tindakan-tindakan teror di lokasi tersebut. Sekarang, langkah-langkah keamanan yang sama ini dipasang di Bukit Bait Suci, di mana puluhan ribu orang Arab dapat berkumpul untuk sholat pada hari Jumat dan selama bulan Ramadhan.
Selain detektor-detektor logam yang baru, Berko mengatakan bahwa Israel harus memperkuat kekuatan polisi di sekitar Bukit Bait Suci, meningkatkan pengawasan, dan memperkuat koordinasi antara polisi dan badan keamanan Shin Bet untuk mengumpulkan intelijen yang lebih baik terhadap serangan-serangan sebelum itu terjadi.
“Satu-satunya yang dapat mencegah Al-Aqsa tidak berubah menjadi basis operasi teror,” katanya, “adalah polisi Israel.”

Boikot Waqf Islam Membawa Penggenapan Profetik Doa di Bukit Bait Suci

Sejumlah orang-orang Yahudi Israel bisa berdoa secara bebas di Bukit Bait Suci pada hari Senin setelah serangkaian peristiwa aneh yang mengakibatkan kaum Muslim memboikot situs tersebut.
Orang-orang Yahudi yang naik ke Bukit Bait Suci tidak dijaga oleh para penjaga Muslim untuk pertama kalinya dalam beberapa dasawarsa. Beberapa orang tidak dapat menahan godaan untuk berdoa, dan dalam tampilan kesalehan yang pedih, doa-doa pertama ini dipanjatkan bagi dua orang polisi non-Yahudi yang tewas karena melindungi orang-orang Yahudi pada waktu terjadi serangan teror hari Jumat lalu di lokasi tersebut.
Pada Jumat pagi, tiga warga Palestina melepaskan tembakan ke arah Bukit Bait Suci, menewaskan dua Polisi Druze Israel dan melukai dua orang lainnya sebelum mereka ditembak mati oleh pasukan Israel di Gunung itu. Sebagai akibat dari serangan tersebut, pemerintah Israel menutup Bukit Bait Suci bagi ibadah orang-orang Muslim untuk pertama kalinya sejak tahun 1999. Situs tersebut juga ditutup bagi orang-orang Yahudi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan Bukit Bait Suci dibuka kembali pada hari Minggu dengan penambahan langkah-langkah keamanan yang mengharuskan para pengunjung Muslim melewati detektor logam. Sementara orang-orang Yahudi yang mengunjungi situs tersebut selalu diharuskan melewati pemeriksaan keamanan ketat, termasuk detektor logam, orang-orang Muslim tidak pernah, sampai sekarang, diharuskan menjalani pemeriksaan yang sama.
Waqf (otoritas Islam Yordania) segera meminta umat Muslim untuk memboikot situs tersebut, dengan menyebut detektor-detektor logam itu merupakan “agresi Israel”. Pertikaian antar orang-orang Islam pecah saat beberapa orang Palestina berusaha mencegah orang-orang Muslim lainnya memasuki kompleks Bukit Bait Suci. Puluhan jemaah orang-orang Palestina berdoa di pintu masuk ke kompleks, berlutut dalam doa di hadapan para Tentara Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah adegan ganjil yang mungkin merupakan penggenapan nubuatan secara tiba-tiba.
tm-security
Jemaah Muslim Palestina berdoa di dekat detektor-detektor logam yang ditempatkan di luar Bukit Bait Suci di Kota Tua Yerusalem menjelang pembukaan kembali pada hari Minggu, 16 Juli 2017. (Yonatan Sindel/Flash90)
Pada hari Senin, orang-orang Yahudi akhirnya diizinkan untuk mengunjungi situs tersebut. Karena pemogokan Waqf, mereka bisa berjalan-jalan di Bukit Bait Suci tanpa kehadian para penjaga Muslim antagonis yang selama ini memastikan bahwa mereka tidak berdoa. Situs ini juga sebagian besar sepi dari para peziarah Muslim yang melaksanakan boikot Waqf.
Beberapa pengunjung memanfaatkan kesempatan langka ini untuk terhubung kepada Elohim di situs paling kudus di dunia. Dalam sebuah adegan yang menyentuh, beberapa orang Yahudi mengucapkan Kaddish, doa perkabungan, di lokasi di mana salah satu dari dua polisi tersebut terbunuh.
Meskipun kedua orang polisi ini bukan orang Yahudi, Druze menganggap diri mereka sebagai keturunan Yitro, mertua Musa. Dengan demikian, mereka memiliki warisan Alkitabiah di tanah Israel dan menganggap diri mereka setia kepada negara modern Israel.
Doa orang Yahudi di Bukit Bait Suci merupakan kembalinya kepada hukum, sejak Pengadilan Tinggi Yerusalem mengeluarkan sebuah keputusan pada tahun 2015 yang menegakkan hak-hak orang Yahudi untuk berdoa di Bukit Bait Suci. Namun, keputusan itu tidak pernah ditegakkan, karena polisi Israel melanjutkan sebuah kebijakan untuk menghentikan doa-doa orang Yahudi di Bukit Bait Suci supaya tidak memicu kemarahan para peziarah Muslim.
Kesempatan bagi orang-orang Yahudi untuk berdoa di Bukit Bait Suci ini tidak datang sebagai hasil permintaan orang-orang Yahudi, namun sebagai akibat dari tindakan Muslim. Rabbi Shalom Mashash, mantan kepala rabbi Haifa, mengajarkan bahwa Bait Suci akan dibangun saat orang-orang Arab memohon orang-orang Yahudi untuk membangunnya. Sama seperti mustahilnya yang terlihat sekarang ini, doa-doa orang Yahudi hari ini adalah bukti nyata bahwa ketika menyangkut hal-hal yang berkenaan dengan Bait Suci, segala sesuatu menjadi mungkin dan hal-hal yang tidak mungkin terjadi menjadi hal-hal yang bisa terjadi.
Yesaya 60:14 (ILT) Dan anak-anak dari yang memperhamba engkau akan datang kepadamu untuk bersujud, dan mereka akan sujud di telapak kakimu, yaitu semua orang yang menghina engkau, dan mereka akan memanggilmu: Kota YAHWEH, Zion, Yang Mahakudus Israel.”
Ketika Israel mengambil alih kontrol militer penuh di Yerusalem pada tahun 1967, pemerintahnya segera menyerah kepada tekanan politik internasional dan mengembalikan kedaulatan Bukit Bait Suci kepada Islam/Waqf Yordania, menetapkan status quo di mana orang-orang Yahudi dapat beribadah dan berdoa di Tembok Barat, tapi tidak boleh di Bukit Bait Suci.
Perlu diingat, bahwa situasi ini sangat cair dan masih dapat berkembang dengan cepat. Masih belum jelas apakah Israel akan tetap mengendalikan Bukit Bait Suci atau jika mereka kembali menyerah kepada tekanan dan mengembalikannya seperti pada tahun 1967. Jika mereka tetap memegang kendali penuh, Anda perlu mengingat tanggal ini: 14 Juli 2017.
Ada hubungan yang menarik terhadap tanggal ini. Dari pengambil-alihan Israel terhadap Bukit Bait Suci pada hari Jumat, 14 Juli 2017 sampai kepada Hari Raya Yom Teru’ah (Peniupan Sangkakala, Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi 5778) tanggal 23 September 2017, peristiwa munculnya Tanda Besar di Langit, tepat 70 hari.
Tahun 2017 ini juga bertepatan dengan 50 tahun perayaan pembebasan Yerusalem (Yobel Yerusalem) sejak tahun 1967. Yobel adalah Tahun Pembebasan. Apakah Bukit Bait Suci akan dibebaskan bagi Israel dalam tahun ini? Kita saat ini berada pada tahun solar ke-70 sejak kelahiran kembali Israel dan 12 Mei 2017 tepat 70 tahun profetik sejak Israel terbentuk kembali pada tanggal 14 Mei 1948.

Referensi:

Dalam video yang menakjubkan dan penuh emosi ini, Rabbi Jeremy Gimpel dari jaringan radio Land of Israel naik ke Bukit Bait Suci dengan harapan bisa diizinkan untuk berdoa dengan bebas saat penjaga Waqf Islam terus memboikot situs paling suci dalam Yudaisme. Selama dua ribu tahun, jutaan orang-orang Yahudi di seluruh dunia berdoa tiga kali sehari (dan empat kali pada hari Shabbat) dengan berkiblat kepada Bait Suci ini. Jutaan demi jutaan doa-doa telah dipanjatkan sepanjang ribuan tahun itu, dan pada hari ini, hanya berselang 3 minggu dari Tisha B’Av (tanggal 9 bulan Av, Peringatan Penghancuran Bait Suci) Rabbi Jeremy Gimpel berkesempatan untuk mendekat kepada apa yang dulunya adalah lokasi Ruang Maha Kudus. Perhatikan apa yang terjadi selanjutnya …



‘Apocalyptic’ Conflict Raging Over Temple Mount, Al Aqsa
In Wake of Waqf Defection, Israel to Reestablish Jewish Sovereignty on Temple Mount, Says MK
Islamic Waqf Boycotts Temple Mount After Israel Tightens Security
Islamic Waqf Boycott Leads to Prophetic Sightings of Prayer on Temple Mount
Druze Heroes Killed on Temple Mount Fulfilled Foretold End-of-Days Israel Alliance
White House Strongly Defends Israel After Temple Mount Killings
Netanyahu: No Change in Temple Mount Status Quo Despite Attack
Israel Ally Jordan Holds Prayers for Temple Mount Terrorist “Martyrs”




sumber: https://harituhan.wordpress.com/2017/07/19/israel-mengambil-alih-kontrol-atas-bukit-bait-suci/

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...